Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Utara menyatakan akan terus menjalankan program ketahanan dan senjata nuklirnya seiring dengan latihan bersama Amerika Serikat dan Korea Selatan yang dianggap sebagai "serangan pendahuluan nuklir" terhadap Pyongyang terus berlanjut.
Korea Selatan dan Amerika Serikat, yang terdepan mengecam uji coba peluru kendali Korea Utara dalam Konferensi Pelucutan Senjata di Jenewa, mengatakan latihan militernya dilakukan dalam rangka menguji kesiapan melawan kemungkinan agresi dari negara pimpinan Kim Jong-un itu.
Diplomat Korut Ju Yong Choi, di forum yang didukung PBB itu, mengatakan latihan tersebut sebagai "penyebab utama eskalasi ketegangan yang bisa berkembang menjadi perang sesungguhnya."
"Korea Utara teguh dalam upaya untuk meningkatkan kapabilitas pertahanannya dengan bertumpu pada pencegahan nuklir untuk mengakhiri ancaman perang nuklir yang disebabkan Amerika Serikat," kata Ju sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (7/3).
Dalam sesi selama 90 menit itu, perwakilan lebih dari 20 negara, termasuk China yang merupakan sekutu utama Korut, Inggris, Perancis, Rusia dan Amerika Serikat, mengecam peluncuran empat rudal Korut yang dilakukan Senin kemarin (6/3).
Duta Besar Jepang Nobushige Takamizawa mengatakan peluncuran rudal itu "benar-benar tidak bisa diterima" karena menderat di zona ekonomi eksklusif negaranya. Rudal itu disebut "mengakibatkan ancaman langsung dan mengerikan terhadap keamanan Jepang dan bahaya serius terhadap penerbangan dan navigasi."
Sementara Duta Besar Pelucutan AS Robert Wood mengecam uji coba itu sebagai pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB. Dia menyebut program senjata Pyongyang "ancaman jelas terhadap keamanan nasional setiap negara di kawasan."
PBB "berkomitmen untuk mempertahankan sekutunya" dan latihan militer yang dilakukan bersama Seoul itu bersifat "transparan dan berorientasi pada pertahanan," ujarnya.
"Harusnya jelas bahwa Korea Utara itu hina, orang asing, melanggar sejumlah resolusi Dewan Keamanan PBB, dan negara-negara yang hadir di ruangan ini tidak akan diam saja dan membiarkan mereka melanggar hukum internasional," kata Wood.
Amerika Serikat mulai mengerahkan sistem pertahanan rudalnya yang disebut Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) di Korea Selatan, kata Komando AS di Pasifik.
"THAAD sepenuhnya untuk keperluan pertahanan, satu-satunya langkah yang bisa kita ambil untuk menghadapi ancaman masif dari Korut," kata Duta Besar Pelucutan Korsel Kim Inchul.
Namun, Duta Besar China Fu Cong mengatakan Beijing dengan tegas menentang pengerahan THAAD "dan akan mengambil langkah yang diperlukan untuk menjaga kepentingan negara."
"Semua pihak yang khawatir akan masalah ini mesti bekerja sama untuk membebaskan semenanjung Korea dari nuklir dan menjaga kedamaian dan stabilitasnya," kata Fu.
Korea Selatan dan Amerika Serikat, yang terdepan mengecam uji coba peluru kendali Korea Utara dalam Konferensi Pelucutan Senjata di Jenewa, mengatakan latihan militernya dilakukan dalam rangka menguji kesiapan melawan kemungkinan agresi dari negara pimpinan Kim Jong-un itu.
Diplomat Korut Ju Yong Choi, di forum yang didukung PBB itu, mengatakan latihan tersebut sebagai "penyebab utama eskalasi ketegangan yang bisa berkembang menjadi perang sesungguhnya."
"Korea Utara teguh dalam upaya untuk meningkatkan kapabilitas pertahanannya dengan bertumpu pada pencegahan nuklir untuk mengakhiri ancaman perang nuklir yang disebabkan Amerika Serikat," kata Ju sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (7/3).
Dalam sesi selama 90 menit itu, perwakilan lebih dari 20 negara, termasuk China yang merupakan sekutu utama Korut, Inggris, Perancis, Rusia dan Amerika Serikat, mengecam peluncuran empat rudal Korut yang dilakukan Senin kemarin (6/3).
Duta Besar Jepang Nobushige Takamizawa mengatakan peluncuran rudal itu "benar-benar tidak bisa diterima" karena menderat di zona ekonomi eksklusif negaranya. Rudal itu disebut "mengakibatkan ancaman langsung dan mengerikan terhadap keamanan Jepang dan bahaya serius terhadap penerbangan dan navigasi."
Sementara Duta Besar Pelucutan AS Robert Wood mengecam uji coba itu sebagai pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB. Dia menyebut program senjata Pyongyang "ancaman jelas terhadap keamanan nasional setiap negara di kawasan."
PBB "berkomitmen untuk mempertahankan sekutunya" dan latihan militer yang dilakukan bersama Seoul itu bersifat "transparan dan berorientasi pada pertahanan," ujarnya.
"Harusnya jelas bahwa Korea Utara itu hina, orang asing, melanggar sejumlah resolusi Dewan Keamanan PBB, dan negara-negara yang hadir di ruangan ini tidak akan diam saja dan membiarkan mereka melanggar hukum internasional," kata Wood.
Amerika Serikat mulai mengerahkan sistem pertahanan rudalnya yang disebut Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) di Korea Selatan, kata Komando AS di Pasifik.
"THAAD sepenuhnya untuk keperluan pertahanan, satu-satunya langkah yang bisa kita ambil untuk menghadapi ancaman masif dari Korut," kata Duta Besar Pelucutan Korsel Kim Inchul.
Namun, Duta Besar China Fu Cong mengatakan Beijing dengan tegas menentang pengerahan THAAD "dan akan mengambil langkah yang diperlukan untuk menjaga kepentingan negara."
"Semua pihak yang khawatir akan masalah ini mesti bekerja sama untuk membebaskan semenanjung Korea dari nuklir dan menjaga kedamaian dan stabilitasnya," kata Fu.
Komentar
Posting Komentar